POSTINGAN KAMI
Beberapa kegiatan selama menjalankan organisasi, kami selalu mempublikasi dalam bentuk berbagai karya nyata.
Minggu, 01 September 2024
Sabtu, 06 Juli 2024

Dinamika Konflik Aliran Sunni dan Syiah di Madura
Sabtu, 30 Maret 2024

Gelar Maleman, PW Fatayat NU Jawa Timur Rayakan Harlah di Masjid Ampel
Jumat, 24 November 2023

Hadapi Tahun Politik, Fatayat NU Jatim Selenggarakan Sekolah Demokrasi Online
![]() |
Ketua PW Fatayat NU Jatim Dewi Winarti/Foto: Istimewa |
“Kegiatan ini telah berlangsung dari tanggal 2 Agustus 2023 dan didukung oleh International NGO Forum on Indonesian Development atau Infid serta Bakesbangpol Provinsi Jatim sebagai leading sector,” kata Ketua PW Fatayat NU Jatim Dewi Winarti, Senin (11/09/2023).
Dijelaskan Dewi, bahwa pada sesi kali ini mengangkat topik deteksi dini, merespons dan menangani kasus intoleransi, radikalisme dan ekstremisme kekerasan. Karena hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari saat berada di tahun politik.
Selama kegiatan, peserta juga menerima beragam penjelasan terkait radikalisme dan ekstremisme. Demikian juga kekerasan yang tentu saja melingkupi saat tahun politik dan dalam keadaan keseharian.
“Tujuan sesi ini di antaranya peserta memahami kata kunci untuk deteksi dini radikalisme dan ekstremisme kekerasan, selanjutnya memahami standar untuk merespons dan menangani intoleransi, radikalisme dan ekstremisme kekerasan, dan peserta mengetahui kebijakan terkait dengan intoleransi, radikalisme dan ekstremisme kekerasan,” kata Siti Hanifah selaku fasilitator utama.
Disampaikannya bahwa selama kegiatan dilakukan diskusi kelompok. Pada sesi ini peserta berkesempatan untuk berdiskusi kelompok perihal kebijakan nasional dan daerah.
“Beberapa topik yang didiskusikan oleh peserta meliputi isu-isu penting dalam kebijakan tersebut, sistem deteksi dini yang diamanatkan dalam kebijakan tersebut, dan bagaimana kebijakan tersebut akan berkontribusi pada pencegahan berkembangnya diskriminasi, intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme kekerasan,” kata dia.
Sedangkan salah satu narasumber yakni Ichsan Malik yang juga Direktur Institut Titian Perdamaian saat menyampaikan materi terkait deteksi dini, respons dini konflik dan ekstremisme kekerasan menyampaikan bahwa ideologi adalah “titik pusat gravitasi”.
Sumber: NU Online Jatim

Fatayat NU Jatim Beri Penghargaan Gubernur sebagai The Real Inspiring Women 2022
![]() |
Pemberian penghargaan PW Fatayat NU Jatim kepada Gubernur Jawa Timur/Foto: Istimewa |
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah memuji peranan Fatayat NU Jatim yang telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. "Fatayat NU telah menyemaikan dakwah dengan kedamaian, kasih sayang dan penuh cinta kasih antar sesama. Apa yang telah dideklarasikan dan didakwahkan oleh Da'i ah Fatayat NU Jatim merupakan wujud dari moderasi beragama. Dan itu harus dijaga serta dilestarikan," kata Gubernur Khofifah.
Gubernur mengharapkan, agar Fatayat NU bisa melakukan dakwah secara virtual. Andaipun dakwah dilakukan langsung, jika dihadiri 50 ribu jamaah, itu sudah banyak. Namun jika dilakukan secara virtual, hal itu akan menyemai sepanjang waktu. Siapapun akan dapat melihatnya diwaktu kapanpun dan tak terbatas.
"Jikalau ada narasi-narasi yang tidak pro kerukunan, maka Fatayat akan melakukan penetrasi. Jikalau ada narasi-narasi yang tidak pro perdamaian, maka Fatayat akan melakukan penetrasi. Termasuk jika ada yang ingin membangun narasi-narasi agar Indonesia tidak Pancasilais, maka Fatayat NU akan melakukan penetrasi. Karena standard dakwahnya Fatayat, pasti dakwah yang rohmatal Lil alamin," katanya.
Ketua Fatayat NU Jatim, Dewi Winarti menjelaskan, kegiatan ini merupakan agenda akhir tahun yang dimaksudkan untuk penguatan internal dalam menyongsong program berikutnya.
Selain Rapimwil, Terdapat beberapa agenda dalam kegiatan tersebut di antaranya Sosialisasi Hasil Rapimnas, penguatan internal meliputi Lembaga Konsultasi Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak, Penguatan Forum Da’iyah Fatayat hingga Konsolidasi Garda Fatayat NU.
Beberapa penghargaan atas kader Fatayat berprestasi di Jawa Timur juga diberikan dalam kegiatan untuk memotivasi peran Fatayat dalam tugas organisasi baik secara kelembagaan maupun prestasi secara personal.
Kemudian yang kedua ada Fordaf yang akan kita kuatkan kembali, ini merupakan Forum Da’iyah Fatayat NU, salahsatunya gerakan Da’iyah Anti radikalisme karena hari ini perempuan juga menjadi bagian strategis dari gerakan ekstrimis di beberapa kasus. Dari itulah kami berkomitmen untuk terus mendengungkan dakwah Islam yang rahmatan Lil alamin utamanya di Jawa Timur.
Kemudian konsolidasi penguatan Garda Fatayat NU untuk menjawab kebutuhan para kader yang memiliki kecenderungan di bidang sosial dan kepanduan melalui satuan pendidikan dan pengkaderan khusus
Di samping itu, PW Fatayat NU Jatim juga memberikan beberapa penghargaan kepada Kader dan beberapa pimpinan cabang di daerah meliputi Kader Kesehatan Fatayat, Anugerah Tradisi Kultur Religius dan Fatayat Award.
“Ada pula penghargaan bagi kader Kesehatan Fatayat melalui program Gerakan Fatayat NU dan Santri Nusantara yang kami pandang memiliki kontribusi dalam menggerakkan kesehatan di masyarakat dan keluarga melalui 6 pilar utama.
Sumber: Pemprov Jatim

Pengurus PW Fatayat NU Jatim Masa Khidmat 2019-2024
Senin, 11 September 2023

PW Fatayat NU Jatim Gelar Sekolah Demokrasi
![]() |
Screenshoot materi tentang deteksi diri/Foto: Istimewa |
Ketua PW Fatayat NU Jawa Timur Dewi Winarti selaku penanggung jawab Sekolah Demokrasi Online (SDO) Jawa Timur, mengatakan bahwa kegiatan ini telah berlangsung dari tanggal 2 Agustus 2023 dan didukung oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) serta Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur sebagai leading sector.
SDO Sesi-7 mengangkat topik Deteksi Dini , Merespon dan Menangani Kasus Kasus Intoleransi, Radikalisme dan Ekstremisme Kekerasan.
Siti Hnifah selaku fasilitator utama memaparkan tujuan sesi, diantaranya peserta memahami kata kunci untuk deteksi dini radikalisme dan ekstremisme kekerasan, selanjutnya peserta memahami standar untuk merespon dan menangani intoleransi, radikalisme dan ekstremisme kekerasan, dan peserta mengetahui kebijakan terkait dengan intoleransi, radikalisme dan ekstremisme kekerasan.
Selaku narasumber yaitu Ichsan Malik, yang juga Direktur Institut Titian Perdamaian saat menyampaikan materi terkait Deteksi Dini, Respon Dini Konflik dan Ekstremisme Kekerasan menyampaikan bahwa ideologi adalah “titik pusat gravitasi”.
Selain itu, Direktur Institut Titian Perdamaian tersebut juga memaparkan prinsip dan pengertian CEWERS, eskalasi konflik, proses ekstremesme kekerasan, peringatan dan tanggapan dini, metode pengumpulan data, laporan deteksi dini dan respon dini, metode peringatan dini dan tanggapan dini, serta pentingnya kerja tim.
Sementara Siti Hanifah, fasilitator utama SDO menyampaikan konsep diskusi kelompok. Pada sesi ini peserta berkesempatan untuk berdiskusi kelompok perihal kebijakan nasional dan daerah. Beberapa topik yang didiskusikan oleh peserta meliputi isu-isu penting dalam kebijakan tersebut, sistem deteksi dini yang diamanatkan dalam kebijakan tersebut, dan bagaimana kebijakan tersebut akan berkontribusi pada pencegahan berkembangnya diskriminasi, intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme kekerasan.
Sumber: kabarpas.com